Eskploitasi program antivirus tersebut harus menunggu waktu yang tepat sehingga kode tersebut tidak tertukar terlalu cepat atau terlambat. Namun, untuk system yang bekerja di processor multicore, ‘serangan’ matousec ini dapat terjadi karena satu ancaman dapat membuat task lain yang dijalankan bersamaan, menjadi tidak bisa dijalankan. Sebagai hasilnya, proteksi malware yang ditawarkan untuk PC Windows dapat dikelabui dengan membiarkan kode berbahaya bekerja, dimana biasanya ketika di bawah kondisi normal, kode berbahaya akan diblock oleh antivirus.
Metode yang dijalankan oleh matousec menggunakan software AV, seperti SSDT, atau System Service Descriptor Table untuk memodifikasi bagian dari kernel system operasi, digabungkan dengan kelemahan Adobe Reader atau Oracle Java Virtual Machine untuk meng-instal malware tanpa diketahui oleh software antivirus manapun ketika user menggunakan PC yang menjadi korbannya. Matousec mencatat ada setidaknya 34 product keamanan yang berpotensi terkena serangan ini. Teknik ini bahkan juga bisa bekerja ketika Windows dijalankan dengan account yang memiliki privilege terbatas.(Heni Pratiwi)
0 komentar:
Posting Komentar