Home » » ANDA HARUS MENGENAL ORANG INI !

ANDA HARUS MENGENAL ORANG INI !


”Saya ingin mengetahui tentang manusia paling berpengaruh dalam hati jutaan umat manusia ini… Saya semakin bertambah yakin bahwa kemenangan yang didapat oleh Islam pada masa-masa itu bukanlah dari ayunan pedang. Kemenangan itu buah dari kesederhanaan Nabi yang gigih, keikhlasan Nabi yang telah mencapai puncaknya, kehati-hatian terhadap semua amanat yang diembannya, pengabdian yang mendalam terhadap para sahabat dan pengikutnya, keberaniannya dan ketidaktakutannya, hingga keyakinan yang sempurna terhadap Tuhan dan misinya. Inilah semua dan bukanlah jalan pedang yang mengatasi semua halangan-halangan itu. Ketika saya menyelesaikan Bab kedua dari biografi sang Nabi, saya menyesal: sudah tidak ada lagi kehidupan agung lain yang bisa saya pelajari.” – Mahatma Gandhi, Young India, 1922.
”Adalah tidak mungkin bagi seseorang yang mempelajari kehidupan dan karakter seorang Nabi besar dari bangsa Arab itu -yang mengetahui bagaimana ia mengajar dan menjalani hidup- hanya akan tiba pada sekedar rasa hormat saja atas kemuliaan Nabi yang menakjubkan ini, salah seorang utusan Tuhan yang teragung. Dan walau pun dalam karya-karya saya yang mungkin dikenal banyak orang, saya menulis banyak tentangnya, tetap saja ketika saya membacanya berulang kali, rasa hormat, penghargaan dan takjub saya tak pernah ada habisnya bagi mahaguru dari bangsa Arab itu.” - Annie Besant, The Life and Teachings of Muhammad, Madras, 1932, p.4.
”Citra baiknya mengalahkan ketenaran raja-raja. Nabi yang diutus Tuhannya ini melakukan pekerjaan sehari-hari. Ia menyalakan api, menyapu lantai, memeras susu kambing, dan menambal sendiri sepatu dan pakaiannya yang terbuat dari wol. Seakan menolak pencitraan dirinya sebagai seorang pertapa suci yang diagungkan, ia menjalani hidup seperti seorang bangsa Arab dan seorang prajurit – dengan sedikit makan.” - Edward Gibbon, The History of the Decline And Fall of The Roman Empire, Vol. VI, London: The Folio Society, p.264.
”Dia adalah kepala negara sekaligus pemimpin agama, dia adalah Kaisar dan Paus jadi satu. Tapi, dia adalah Paus tanpa kekuasaan kepausan, dan Kaisar tanpa pasukan kekaisaran, tanpa bala-tentara yang siap tempur, tanpa pengawal, tanpa istana, tanpa pemasukan yang tetap.” - Bosworth Smith, Mohammad and Mohammadanism, London, 1874, p. 92.
”Sejarah mengenal banyak para tokoh pembaharu di bidang agama, yang memiliki posisi untuk memainkan peran politik. Namun sering mereka terbukti tak mampu beradaptasi pada bekerjanya kekuatan-kekuatan ”political interplay” yang ada. Mereka telah gagal bertindak pada saat dan tempat yang diperlukan, mereka tidak tahu cara bagaimana ”membaca” berbagai tujuan jangka panjang, dan juga tidak berhasil menjalankan kegiatan praktis yang terus-menerus dapat berubah, untuk memenuhi kebutuhan yang juga terus-menerus berubah sesuai kebutuhan pada saat itu juga. Terkadang para pemimpin agama itu pun harus bekerjasama dengan orang yang memiliki kepiawaian menyiasati – yang tinggi tingkat kesulitannya – dan yang mampu mewujudkan rencana-rencana. Tetapi Muhammad menemukan dalam dirinya semua hal itu: dia memiliki semua bekal yang dibutuhkan untuk memenuhi peran gandanya tersebut. Di Medina, sang penyeru kebenaran abadi tersebut telah muncul pula sebagai seorang politisi yang ulet dan handal. Mampu mengendalikan perasaannya dan tidak memperbolehkan perasaan tersebut terlihat kecuali pada waktunya yang tepat. Mampu menunggu sekali pun untuk waktu yang lama, dan bertindak cepat jika saat yang tepat datang… Dengan cara yang sama – sebagian besarnya – dia juga telah membuktikan dirinya sebagai jendral piawai, yang mampu, dalam merancang peperangan secara cerdik, dan mengambil langkah tepat yang diperlukan di setiap pertempuran”. –  Maxime Rodinson, Muhammad, diterjemahkan dari bahasa Prancis oleh Anne Carter, London.
”Sebuah gambaran kesuksesan yang dramatis. Dialah Muhammad, sang Nabi; dialah Muhammad sang pejuang; Muhammad sang pekerja (penggembala kambing, pedagang); Muhammad sang negarawan; Muhammad sang orator; Muhammad sang pembaharu; Muhammad sang pengayom para yatim; Muhammad sang pelindung para budak; Muhammad sang emansipator kaum wanita; Muhammad sang hakim yang adil; Muhammad sang orang suci. Pada keseluruhan aktifitas kemanusiaan yang ada, ia bagaikan seorang pahlawan.” – K.S Ramakhrisna Rao, Profesor Filosofi di India dalam bukunya: ”Muhammad, The Prophet of Islam”.
”Dia seorang diri, mampu menyatukan suku-suku yang sedang berperang menjadi suatu kesatuan bangsa yang kuat dan besar dalam waktu kurang dari dua dekade saja.” - Thomas Calyle, Heroes And Hero Worship.
”Pemimpin harus memenuhi tiga fungsi –Menyediakan kesejahteraan bagi pengikutnya, menyediakan organisasi sosial di mana rakyatnya merasa aman, dan menyediakan mereka dengan suatu bentuk kepercayaan. Orang-orang seperti Pasteur dan Salk adalah pemimpin dalam fungsi yang pertama. Orang-orang seperti Gandhi dan Confucius, di satu pihak, dan Alexander atau Caesar di pihak lain, adalah pemimpin yang memenuhi fungsi yang kedua atau mungkin yang ketiga. Yesus dan Buddha memenuhi fungsi ketiga. Mungkin pemimpin yang terbesar sepanjang waktu adalah Muhammad yang mengkombinasikan ketiga fungsi. Untuk kriteria yang sama, Musa menduduki tempat kedua.” - Jules Masserman, Psikoanalis Amerika, Majalah Time, 15 Juli, 1974.
”Menurutku, Muhammad adalah seorang lelaki biasa. Dia tidak bisa membaca dan menulis. Dia buta huruf. Kita membicarakan masa 1.400 tahun yang lalu. Dimana sesorang yang buta huruf membuat pernyataan-pernyataan menakjubkan, yang secara ilmiah luar biasa akurat. Saya secara pribadi tidak bisa melihat hal ini sebagai sebuah kebetulan belaka. Terlalu banyak akurasi yang dia berikan, seperti Dr. Moore, saya tidak punya keraguan dalam fikiran saya bahwa adalah wahyu Tuhan yang membimbing Muhammad dalam membuat pernyataan-pernyataan itu” - Dr. TVN Persaud, Profesor Anatomi, Ahli Kesehatan dan Penyakit Anak, Kanada. Mempublikasikan lebih dari 181 tulisan ilmiah. Tahun 1991 menerima penghargaan tertinggi bidang anatomi di Kanada.
”Dari penelitian-penelitian saya dan apa yang telah saya pelajari dari konferensi ini, saya percaya bahwa segala yang telah ditulis di Qur’an 1.400 tahun yang lalu adalah kebenaran yang dapat dibuktikan dengan penelitian ilmiah. Karena Muhammad tidak dapat menulis dan membaca, Muhammad pastilah seorang utusan yang menyampaikan kebenaran yang diwahyukan kepadanya sebagai pencerahan dari yang Maha Pencipta.” - Profesor Tagata Tagasone, Mantan Kepala Fakultas Anatomi dan Embriologi di Universitas Chiang Mai, Thailand.
”Pilihan saya terhadap Muhammad untuk menempatkannya pada nomor teratas pada daftar Manusia Paling Berpengaruh di Dunia mungkin mengejutkan banyak pembaca dan menimbulkan pertanyaan bagi lainnya, tetapi Ia adalah satu-satunya dalam sejarah yang sangat sukses baik dalam urusan religi maupun keduniawian.” - Michael H. Hart, The 100: A Ranking Of The Most Influential Persons In History, New York, 1978, P. 33.
”Apabila tujuan yang luar biasa besar, dengan bekal memulai yang amat minim, dan hasil yang juga luarbiasa besar, adalah tiga syarat untuk sesorang disebut jenius, siapa yang berani membandingkan manusia hebat mana pun dalam sejarah modern ini dengan Muhammad? Orang-orang yang paling terkenal hanya menghasilkan senjata, hukum dan kekaisaran. Mereka menemukan tak lain hanya kekuatan material yang seringkali lenyap begitu saja di depan mata. Orang ini tidak hanya mengendalikan pasukan, undang-undang, kerajaan-kerajaan, orang-orang dan dinasti, tetapi jutaan manusia di sepertiga dunia yang dihuni masa itu; dan lebih dari itu. Dia menggoyangkan altar-altar, dewa-dewa, agama-agama, ide-ide, kepercayaan-kepercayaan dan jiwa-manusia… keuletannya untuk mencapai kemenangan, tekadnya… kesemuanya semata dicurahkan untuk satu gagasan mulia, dan samasekali bukan untuk membangun sebuah kekaisaran. Filosof, orator, rasul, pembuat undang-undang, pejuang, pencetus ide-ide, pelestari ajaran yang rasional dan keyakinan tanpa simbol-simbol, pendiri duapuluhtiga kerajaan dengan satu agama, itulah Muhammad. Dengan menggunakan standar manusiawi apa pun, kita boleh bertanya, ADAKAH ORANG YANG LEBIH HEBAT DARI DIA?” - Lamartine, Histoire de la Turquire, Paris, 1854, Vol. II, pp 276-277.

0 komentar:

Posting Komentar

Blog Archive