INTEL
Para pemenang Intel Science Talent Search (Intel STS) 2011.
SANTA CLARA, KOMPAS.com - Ilmu pengetahuan memang patut diberi penghargaan tinggi. Seorang siswa SMA di Amerika Serikat (AS) berhak meraih hadiah 100.000 dollar AS setelah menjadi jawara Intel Science Talent Search (Intel STS) 2011.
Pemenang 100.000 dollar AS itu adalah Evan O'Dorney (17), dari Danville, California. Ia berhasil memukau juri karena dalam proyeknya membandingkan 2 cara untuk memperhitungkan square root of an integer (sqrt) dan menemukan mana cara tercepat memperoleh hasil. Bagi yang tidak paham matematika dan kalkulus memang membingungkan, namun persamaan semacam itu sangat penting dalam pemrograman komputer cerdas. Bahkan Evan menemukan formula untuk mengenkripsi dari rumus tersebut.
Intel STS adalah kontes tahunan paling bergengsi dalam bidang sains untuk siswa tingkat SLTA di AS. Sejak 1942, kontes ini pertama kali berkerja sama dengan perusahaan Westinghouse dan mulai tahun 1998 bekerja sama dengan Intel Corp. SSP memberikan kesempatan kepada para siswa SLTA yang berbakat dan cerdas untuk membuktikan dirinya dalam kompetisi dengan menyajikan riset yang original sehingga diakui oleh para ahli di dunia.
Tak hanya hadiah 100.000 dollar AS untuk juara pertama. Intel total menggelontorkan dana 1,25 juta dollar AS untuk 10 pemenang dan 30 finalis. Pemenang kedua yang menerima 75.000 dollar AS adalah Michelle Hackman (17) dari Great Neck, New York, dengan proyek mempelajari efek psikologis dari para remaja di AS jika mereka tidak menggunakan ponsel dan mempelajari tingkat kecemasannya. Michelle adalah siswa tuna netra, yang berhasil melatih 10 stafnya untuk membantu dia melakukan riset dan pendataannya.
Pemenang ketiga yang menerima 50.000 dollar AS, adalah Matius Miller (18), dari Elon, North Carolina, dengan proyek menemukan bahwa bejolan-benjolan kisi dari turbin angin dapat mempengaruhi aerodinamika dan benjolan ini dapat juga meningkatkan kemampuan listrik.
"Kreativitas dan kepemimpinan dari 40 finalis yang berbakat dalam bidang Matematika dan Sains sangat berpotensi besar sekali di masa depan bagi negara dan dunia," kata Intel Corp President dan CEO Paul Otellini saat penyerahan hadiah, Selasa (15/3/2011) di Washington.
Kontes tahun 2011 ini diikuti oleh 1.744 pelajar dari seluruh AS. Kita tunggu saja kelanjutannya semoga Intel juga mempertimbangkan untuk mengadakan acara yang hampir sama di Indonesia. (Kompasiana/Jack Soetopo)
Pemenang 100.000 dollar AS itu adalah Evan O'Dorney (17), dari Danville, California. Ia berhasil memukau juri karena dalam proyeknya membandingkan 2 cara untuk memperhitungkan square root of an integer (sqrt) dan menemukan mana cara tercepat memperoleh hasil. Bagi yang tidak paham matematika dan kalkulus memang membingungkan, namun persamaan semacam itu sangat penting dalam pemrograman komputer cerdas. Bahkan Evan menemukan formula untuk mengenkripsi dari rumus tersebut.
Intel STS adalah kontes tahunan paling bergengsi dalam bidang sains untuk siswa tingkat SLTA di AS. Sejak 1942, kontes ini pertama kali berkerja sama dengan perusahaan Westinghouse dan mulai tahun 1998 bekerja sama dengan Intel Corp. SSP memberikan kesempatan kepada para siswa SLTA yang berbakat dan cerdas untuk membuktikan dirinya dalam kompetisi dengan menyajikan riset yang original sehingga diakui oleh para ahli di dunia.
Tak hanya hadiah 100.000 dollar AS untuk juara pertama. Intel total menggelontorkan dana 1,25 juta dollar AS untuk 10 pemenang dan 30 finalis. Pemenang kedua yang menerima 75.000 dollar AS adalah Michelle Hackman (17) dari Great Neck, New York, dengan proyek mempelajari efek psikologis dari para remaja di AS jika mereka tidak menggunakan ponsel dan mempelajari tingkat kecemasannya. Michelle adalah siswa tuna netra, yang berhasil melatih 10 stafnya untuk membantu dia melakukan riset dan pendataannya.
Pemenang ketiga yang menerima 50.000 dollar AS, adalah Matius Miller (18), dari Elon, North Carolina, dengan proyek menemukan bahwa bejolan-benjolan kisi dari turbin angin dapat mempengaruhi aerodinamika dan benjolan ini dapat juga meningkatkan kemampuan listrik.
"Kreativitas dan kepemimpinan dari 40 finalis yang berbakat dalam bidang Matematika dan Sains sangat berpotensi besar sekali di masa depan bagi negara dan dunia," kata Intel Corp President dan CEO Paul Otellini saat penyerahan hadiah, Selasa (15/3/2011) di Washington.
Kontes tahun 2011 ini diikuti oleh 1.744 pelajar dari seluruh AS. Kita tunggu saja kelanjutannya semoga Intel juga mempertimbangkan untuk mengadakan acara yang hampir sama di Indonesia. (Kompasiana/Jack Soetopo)
0 komentar:
Posting Komentar