Home » »

Liputan6.com, Enrekang: Meninggalkan kebiasaan merokok tak semudah membalikkan telapak tangan. Kegiatan yang merugikan kesehatan ini disebut-sebut begitu sulit ditinggalkan. Bagi sebagian perokok, mengisap asap sama pentingnya seperti memakan nasi.

Tekad kuat ditunjukkan sesosok orang dari Pulau Sulawesi. Idris, Kepala Desa Bone-bone, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, berhasil keluar dari kebiasaan buruk. Ia sudah tidak merokok sejak belasan tahun lampau.

Desa Bone-bone terletak di kaki Gunung Latimojong, yang dapat ditempuh dengan tiga jam perjalanan dari pusat kota. Di tahun 2000, desa ini dinyatakan sebagai desa pertama di dunia yang dinyatakan sebagai kawasan bebas rokok. Pahlawan di balik semua ini adalah Idris, sang kepala desa.

Idris yang juga berprofesi sebagai tukang kayu menceritakan pengalaman di masa lalu. Ia mengaku biasa menghabiskan 16 batang rokok perhari. Kebiasaan ini disadari berpengaruh buruk dan ia pun berusaha keras berhenti. Berkat tekad dan dukungan warga, Idris berhasil meninggalkan rokok untuk selama-lamanya.

Idris ingin merangkul semua orang, terutama warganya. Pria berumur 45 tahun itu kemudian memasang larangan tegas. Ia akan menerapkan sanksi bagi siapa saja yang berani merokok, tak terkecuali tamu.

Tak hanya larangan merokok. Idris juga melarang ayam negeri dan makanan lain yang mengandung pewarna berbahaya masuk ke Bone-bone. Semua itu ia lakukan demi kesehatan warga dan para generasi penerus.

Usaha Idris membuahkan hasil. Hampir semua warga Bone-Bone terbebas dari berbagai penyakit. Beragam penghargaan pun diterima sang kepala desa. Idris sering diundang Departemen Kesehatan setempat sebagai narasumber dan motivator. Desa tetangga pun mengikuti kesuksesan Bone-bone.

Saat ini Idris memiliki sasaran baru. Ayah delapan anak ini ingin memperbaiki jalan menuju Bone-bone yang rusak parah. Tujuannya agar lebih banyak orang berkunjung dan terinspirasi.(WIL/ANS)

0 komentar:

Posting Komentar