Home » » Bionic-Man: Manusia Setengah Mesin

Bionic-Man: Manusia Setengah Mesin

Ada yang belum tahu bionic-man? Bionic-man bisa diartikan sebagai manusia yang sebagian dari tubuhnya merupakan perangkat elektromekanis, dengan kata lain separuh tubuhnya adalah mesin.  Mungkin anda berpikir sambil lalu kalau hal tersebut hanya ada di film-film (contoh : Robocop), namun belakangan ini teknologi bionic sudah ada di dalam dunia nyata. Dimana tujuan bionic ini adalah untuk membantu mereka yang kehilangan anggota tubuhnya, bukan untuk ajang pamer diri ataupun ingin mempunyai kekuatan super.
Dalam kurun waktu 1 tahun sudah ada 2 pasien yang memilih untuk mengamputasi tangannya sendiri. Mengapa? Alasannya simple, yaitu agar bagian yang hilang tersebut dapat dilengkapi dengan bionic karena perawatan biologis sudah dinilai kurang efektif. Ini merupakan bukti kemajuan bionic. Pasien mulai mendukung teknologi alternatif daripada perawatan biologis yang kurang efektif. Disini kami akan memperkenalkan 2 pasien tersebut, namanya Milo dan Patrick.

Milo

Pada tahun 2001, saat berlibur Milo mengalami kecelakaan dengan luka parah pada bagian kaki dan bahu kanan. Kakinya sembuh, namun bahunya tidak. Jaringan serat saraf di bahu (pleksus brakialis) telah rusak dan itu mengakibatkan lengan kanannya lumpuh. Dalam upaya pemulihan Milo, ahli bedah saraf melakukan transplantasi dari kaki ke lengannya. Setelah 10 tahun hasil operasi tidak efektif dan tangan Milo tetap lumpuh, pada saat itu Dr. Oskar Aszmann, seorang ahli bedah di Universitas Kedokteran Wina, mengusulkan solusi lain yaitu mengamputasi tangan yang telah lumpuh tersebut sesuai dengan tangan bionik.
Tangan bionic yang digunakan Milo diproduksi oleh perusahaan prosthetics di Jerman “Otto Bock”, lengkap dengan enam sensor pada bagian kulit paling atas dan mendeteksi sinyal saraf di lengan bawah. Sinyal yang melewati lengan bawah akan dikirim dari otak untuk mengendalikan gerakan. Milo menjalani operasi saraf dan jaringan otot yang dicangkokkan ke lengannya guna meningkatkan sinyal yang diterima.
Setelah terbangun dari operasi, Milo mengatakan dia merasa baik dan ingin melanjutkan hidupnya. Milo percaya bahwa tangan bionic yang ia gunakan itu akan mengembalikan kemampuannya lagi untuk melakukan hal-hal yang sebelumnya tidak bisa ia lakukan selama mengalami kelumpuhan.

Patrick

Tahun 2010 lalu Patrick, pria 24 tahun asal Austria menjadi salah satu dari pasien pertama yang menjalani amputasi elektif. Dia kehilangan jari tangan sebelah kiri karena tersengat listrik di tempat kerjanya. Dr Aszmann menawarkan solusi yang unik, setelah 3 tahun Patrick tidak menggunakan tangannya. Yaitu dengan tangan bionic dari Otto Bock seperti yang dimiliki Milo.
[youtube OLkDQUOu_Y0]
Tangan bionic buatan Otto Bock begitu fleksibel, dan bisa disesuaikan dengan tingkat kecacatan masing-masing pasien. Andrei Ninu seorang insinyur mengatakan bahwa tangan bionic ini memiliki tiga pergerakan bebas, yaitu : pergerakan bebas pada pergelangan tangan, pergerakan pergelangan tangan yang dapat melengkung dan memanjang, dan gerakan pada jari-jari. Jari-jari tersebut dapat melakukan pegangan yang berupa seperti mencubit maupun pegangan tangan.
Gerakan-gerakannya memang tidak sepenuhnya mulus, tapi bisa dimengerti maksudnya. Sinyal yang berasal dari saraf-saraf motorik otak inilah yang mengontrol gerakan gerakan bionic halus dari bawah lengan. Tahapan dalam proses ini masih membutuhkan  perbaikan.
Meski demikian, dari video yang ditayangkan tersebut menunjukkan kepada kita bahwa bidang prostetik bionic telah membuat kemajuan luar biasa. Dr Aszmann menjelaskan bahwa teknologi bionic bukanlah upaya terakhir, namun sebuah alternatif bagi mereka yang kehilangan anggota tubuhnya.

0 komentar:

Posting Komentar